Mallbet Agen Betting Online Terpercaya No.1
Persipura Jayapura kembali menyuarakan kekecewaan atas pembekuan PSSI oleh Menpora dan terhentinya Liga Indonesia.
"Menpora, bagi orang Papua sepak bola adalah harga diri, karena hanya dengan sepak bola orang Papua menunjukkan jati dirinya dengan segudang prestasi, pelaksanaan Otonomi Khusus bisa saja kacau balau, tapi Persipura tetap eksis," ujar Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano, kepada wartawan di Jayapura, Kamis (7/5/2015)
Menurut Benhur, keputusan Menpora menghentikan Liga Indonesia sangat menyakiti orang Papua. "Keputusan Menpora telah membuat sakit hati orang Papua, membunuh orang Papua yang merupakan bagian dari NKRI," lanjutnya.
Bahkan, kata Walikota Jayapura itu, sepak bola sudah menjadi agama kedua bagi orang Papua. "Persipura main hari Jumat bisa memengaruhi orang yang sholat, kalau main hari Minggu juga bisa pengaruh ibadah Kristen. Nelayan, Petani buruh pelabuhan akan menonton bila Persipura bertanding, itulah sakralnya sepak bola bagi orang Papua.
"Menpora sama sekali tidak bijak, saya sebagai Ketua Umum Persipura yang juga walikota, orang pemerintahan, sadar bahwa Persipura harus tetap main di Indonesia, meski banyak yang mengarahkan untuk ikuti kompetisi di kawasan Pasific," lanjutnya.
Benhur mengaku heran dengan keputusan pembekuan PSSI dan penghentian liga, karena kompetisi juga menyumbangkan pemasukan dari kontrak pemain asing dan pajak pemain. "Kami kontrak pemain asing itu juga pemasukan bagi negara, jadi sepak bola adalah hajat orang banyak."
Dia menganjurkan PSSI dan Menpora saling membuka diri untuk duduk berdialog, mencari jalan keluar atas kemelut yang kini sedang terjadi. "Ayo duduk sama-sama buka diri kalau memang cinta sepak bola," ungkap dia.
